Kopilogi dan Primatologi, Secangkir Jawa untuk Owa

Ada kata-kata kolega saya, seorang primatologist, mengomentari postingan saya di sosial media tentang “kopi dan konservasi primata”,kira kira kata-katanya begini “ini dua hal yang saya cintai bertemu, minum kopi dan melestarikan primata”. Bukan sebuah kebetulan, berawal dari penelitian jenis-jenis monyet dan kera yang hampir punah di Jawa, Rekekan (Presbytis fredericae) dan Owa jawa (Hylobates moloch), akhirnya juga membawa saya terkait langsung dengan kopi. Dunia primata sudah mulai sejak masih di bangku kuliah, sementara dunia kopi tentu saja sama sekali baru, sekadar minum saja, tanpa berangan-angan sebenarnya proses, siapa, dan apa saja yang terlibat dalam secangkir kopi yang saya minum. “Kopilogi”/ coffeelogy ,mungkin istilah yang pas bagi saya untuk mengatakan bahwa kopi, seperti halnya primatology dimana merupakan segala sesuatu yang mempelajari tentang primata. “Kopilogi” adalah natural science tentang kopi, mulai dari species tanaman yang tumbuh di hutan, tanaman kopi, tempat tumbuh, petani, warung kopi, sampai ke bisnis multinasional yang katanya nilainya terbesar kedua setelah minyak bumi.

Berdasar penelitian sebelumnya, permasalahan konservasi Owa jawa, bisa dikatakan berbeda-beda di tiap lokasi 1,2., dan tentunya prioritas untuk mengatasi permasalahan ini berbeda juga. Kami mengambil fokus kegiatan di hutan dusun Sokokembang, Desa Kayupuring, Kec.Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, sebagai salah satu site untuk mencari solusi dan memberikan kontribusi terbaik untuk permasalah konservasi Owa Jawa. Potongan hutan di antara sedemikian padatnya human habitat use, memberikan gambaran ketidak pastian akan kelestarian kera kecil –Owa Jawa di Jawa Tengah. Namun kawasan hutan Sokokembang merupakan kawasan penting dimana Owa jawa saat ini bisa bertahan hidup. 

Di hutan Sokokembang, disinilah bahwa praktik budidaya kopi di kawasan ini sebenarnya telah banyak berpengaruh terhadap masa depan kelestarian Owa dan juga secara langsung secara ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan tempat Owa di mana berada. Mulai dari sini, pelajaran tentang kopi bermula, yang kemudian mungkin lebih pasnya saya istilahkan “kopilogi”.Tapi sungguh ini sebuah pengalaman yang sangat berharga buat saya, karena dari kegiatan ini menambah banyak pengalaman dan pengetahuan baru mengenai kopi. Seperti di “primatologi”, “kopilogi” juga saya kira masih mempunyai bidang-bidang lebih khusus yang mempelajari dan mempraktekkan tentang ilmu kopi ini. 

Sinergi antara pelestarian alam dan kopi juga sebenarnya bukan bidang baru 3, beberapa kawasan penghasil kopi di negara lain telah terlebih dahulu memulai bidang ini. Sistem budidaya dengan mempertahankan naungan juga menjadi satu hal yang menarik untuk di terapkan juga mengingat kondisi di Jawa,  dengan semakin padatnya populasi manusia mengakibatkan  peningkatan tekanan terhadap sumberdaya hutan dan alam pada umumnya 4

Kembali ke cerita awal saya di hutan sokokembang dan kopinya, tanpa kepedulian bersama bukan tidak mungkin cita rasa kopi Jawa yang sudah di akui di seluruh dunia juga species primata yang unik akan hilang begitu saja. “Kopilogi dan Primatologi " akan semakin menarik untuk di pelajari tetapi juga di terapkan langsung dilapangan untuk kelestarian alam dan untuk kemakmuran. Melengkapi cerita kopi Jawa yang sudah mendunia cita rasanya, Owa Jawa sudah tentu akan menjadi sebuah kebanggaan bagi kita semua, dimana tempat hidupnya saat ini berada dari tempat dimana kopi yang paling nikmat rasanya . Selamat minum kopi.! 

Daftar pustaka : 
1. Arif Setiawan, Tejo Suryo Nugroho, Yohannes Wibisono, Vera Ikawati, Jito Sugarjito, 2012, Population density and distribution of Javan gibbon (Hylobates moloch) in Central Java, Indonesia, Biodiversitas (1) no.1, p. 23-27 
2. Setiawan, A., Y. Wibisono, T.S. Nugroho, I.Y. Agustin, M. A.Imron, S.P, Djuwantoko, 2010, Javan Surili : A Survey Population and Distribution in Mt. Slamet Central Java, Indonesia, Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 7 No. 2, p. 51-54 
4. Moguel, P., and V.M. Toledo. 1999. Biodiversity conservation in traditional coffee systems of Mexico. Conservation Biology 13: 11–21

Komentar

Unknown mengatakan…
Mantab mas, kopi dari hasil alam
wildanmu mengatakan…
Inspiratif

Postingan Populer